Sunday, December 27, 2009

SAYA HARAP 2009 ADALAH AWAL BUKAN SEBUAH KLIMAKS APALAGI AKHIR


SINEMATHOGRAFI UNIVERSITAS AIRLANGGA


Setelah pada tengah tahun 2008 saya memutuskan untuk keluar dari project CUKS (Cinta Untuk Kota Surabaya) saya sempat merasa bingung menghadapi teman-teman komunitas. Bagaimana tidak, karena saya telah ikut andil merusak kebersamaan CUKS dengan memutuskan untuk meninggalkan project tersebut. Mungkin ada yang berfikir saya egois, saya hanya mementingkan kepentingan pribadi atau saya terlalu idealis. Pernyataan itu memang ada benarnya karena memang pada dasarnya saya membentuk studio virtual GATHOTKACA studio adalah untuk menampung idealism dan egoism saya yang jelas-jelas tidak bisa saya tumpahkan didunia pekerjaan sebagai seorang desainer grafis. Silakan menyebutkan sesuai sudut pandang anda dan saya akan menyimpan pemikiran dari sudut pandang saya. Karena saya yakin persoalan seperti ini tidak ada titik temu apabila tidak ada yang mengalah dari salah satu pihak. Disini saya tidak akan membahas masalah tersebut karena masalah tersebut sudah saya anggap selesei dan sudah berlalu yang selanjutnya akan menjadi pelajaran bagi saya dan GATHOTKACA studio untuk perjalanan selanjutnya.
Saya sangat bersyukur diakhir 2008 saya menemukan tempat yang sudi menampung saya. Ketika saya benar-benar bingung mencari tempat yang nyaman untuk bersosial terutama didunia independent, tempat ini menawarkan lebih dari sebuah bersosial, saya menyebut mereka keluarga SINEMATOGRAFI UNIVERSITAS AIRLANGGA. Di sini saya menemukan solidaritas yang tidak kalah indahnya. Mereka sangat bersemangat membuat film. Mereka hanya ingin bikin film dan semua orang bisa menontonnya. Saya merasa tujuan mereka sejalan dengan pemikiran awal saya ketika masih mahasiswa dan memutuskan aktif di film independent. Saya pun sering menghadiri acara film indie baik didalam maupun luar Surabaya bersama SINEMA UNAIR.



Berkumpul dengan anak-anak Sinema membuat saya juga banyak belajar. Pengetahuan soal film saya bertambah, bagaimanapun juga saya bukan orang film murni. Karena semasa kuliah di Desain Komunikasi Visual-ITS, saya tidak mendapat mata kuliah secara detil soal film, karena kurikulum dikampus dulu kalau saya tidak salah menyimpulkan adalah Periklanan dan Saya benar-benar belajar tentang film dari apa yang saya lakukan dan belajar dari sekitar saya.
Sinema Unair menjadi salah satu tempat favorite saya, anak2 sinema tidak hanya membuat saya lebih paham tentang film, mereka juga sedikit merubah kebiasaan saya yang dulu sangat jarang bahkan tidak pernah misalnya:, makan di mall, nonton konser,karaoke, dan nonton bioskop. Percaya atau tidak, meski saya orang film awalnya saya termasuk jarang nonton bioskop,background saya yang anak ITS sangat berbeda dengan Unair, anak ITS kebanyakan cenderung sering menonton lewat DVD atau file download, karena waktu kuliah dulu selain ngirit juga sangat sibuk dengan detlen tugas mingguan.
Saya semakin akrab dengan anak sinema hingga saya merasa satu keluarga dengan mereka meski kami beda kampus, Saya sering setelah kerja tidak langsung pulang ke kost melainkan mampir ke sekre sinema unair sekedar untuk ngobrol berkumpul,makan di warjoss langganan dan kalo beruntung ada traktiran makan ultah, karaoke, atau acara nonton bareng. Bahkan saya kemudian mendapat panggilan abah, saya tidak pernah menganggap itu ejekan karena usia yang lebih tua, saya lebih menganggapnya sebagai sebuah kehormatan dengan mendapat panggilan tersebut. Abah saya suka dengan panggilan itu, membuat saya terus belajar harus berlaku bijak.

LOUNCHING GRAMMAR SUROBOYO 3 MANTAB JAYA

Grammar Suro Boyo 3 Mantab Jaya, adalah film yang memiliki masa produksi sangat berkesan, karena film ini membutuhkan usaha yang lebih dibanding film-film sebelumnya. Saya dan Ari harus berangkat ke Semarang untuk melakukan rekaman dubbing Suro Boyo karena Gunawan pengisi suara Boyo sedang bekerja di Semarang.
Di Semarang kami tidak hanya melakukan dubbing. Kami tidak menyia-nyiakannya untuk bersenang menikmati indahnya gunung ungaran dan berjalan menyusuri candi-candi Gedong Songo. Yang jelas kami bertiga sangat puas bahkan kami juga sempat ketemu dengan teman-teman di Semarang yang ternyata juga sangat tertarik dengan film Grammar Suro Boyo.

Saya sangat berterimakasih sinema unair mau memberikan tempat bagi saya. Maka ketika saya memutuskan berkarya saya ingin mengajak mereka terlibat . Mungkin tidak semuanya bisa terlibat, saya menunjuk Teetha, Kanti dan Arif Oh ini sebagai wakil dari sinema unair untuk ikut andil mengisi suara di Grammar Suro Boyo 3 Mantab Jaya. Betapa saya sangat berterima kasih dengan sinema hingga saya rela credit title film tersebut dipenuhi nama-nama anak sinema unair.

Kebetulan sekali diawal 2009 sinema akan mengadakan pemutaran diklat angkatan baru. Saya pun tertarik untuk ikut membantu mereka, saya berjanji akan membawa banyak masa dan membuat acara sinema menjadi lebih ramai. Saya yakin ketika saya me-launching Grammar Suro Boyo 3 di acara sinema, maka acara tersebut akan ramai penonton yang penasaran dengan sekuel film tersebut dan secara otomatis nama sinema unair akan dikenal masyarakat. Inilah yang akhirnya membuat banyak orang mengira saya adalah mahasiswa Unair ,ya karena saya terlalu dekat dan sering ikut kegiatan sinema Unair bukan ITS *banyak pengalaman lucu soal kesalah-kaprahan ini.
Acara ini pun akhirnya bisa dibilang sukses. Kalo sebelumnya saya sangat hafal dengan orang-orang yang datang di acara pemutaran film indie. Karena yang datang orangnya ya itu-itu saja. Kali ini bahkan sebagian besar saya tidak mengenalnya, banyak yang menyalami saya, menyapa saya, berkenalan dengan saya, minta foto bersama, yang jelas saya merasa aneh karena tidak terbiasa dan hebatnya teman-teman kantor saya bahkan atasan tertinggi group perusahaan tempat saya bekerja (TERAFULK GROUP) berkenan hadir diacara ini. Saya sangat merasa tidak enak dan meminta maaf kepada atasan saya karena content film saya yang sarat dengan budaya misuh. Namun ternyata beliau mendukung saya, hingga di pertengahan tahun atasan saya memaksa untuk memutar film saya di acara Family Gathering perusahaan. (maka ketahuanlah sepak terjang saya diluar kantor hehe)

PEMUTARAN KAMPUS, SEMINAR DAN WORKSHOP
Setelah Launching GRAMMAR SUROBOYO 3 saya mulai mendapat banyak undangan pemutaran film terutama di beberapa acara kampus mulai dari pemutaran biasa sampai mengisi seminar, beberapa undangan pemutaran film setelah acara SINEMA UNAIR antara lain diacara :
-Pameran Mahasiswa Desain ITS “MUSIM PANEN” di Gedung Cak Durasim,
-Bioskop SINEMA PMPN Psikology UNAIR,
- Ultah Psikology UNAIR,
-Tamu Pemutaran Tugas Film Kuliah Sistem Informatika UNAIR,
- Workshop Film dan Fotografi D3 Teknik Kimia ITS,
- Workshop Film Indie Teknik Perkapalan ITS,
-Workshop Animasi Dasar Teknik Elektro ITS,
- Parade Film Surabaya-Bandung oleh INFIS CCCL SURABAYA,
-Seminar Internasional FISIP UNAIR,
-Talkshow Bahasa Lokal Surabaya Sastra Indonesia UNAIR,
-Ultah Sinema UNAIR di Royal Plasa Surabaya
-Festival Film Animasi Indonesia Magelang
-Parade Animasi Sepuluh Nopemberan Warung Troya Pak Waw Cs


Dari acara tersebut diatas saya mendapatkan banyak pelajaran dan ilmu terutama ilmu bagaimana berbicara didepan orang banyak. Selain itu saya juga mendapat ilmu dari beberapa orang yang kebetulan menjadi pembicara juga dan tentu saja dari orang2 yang hadir dalam acara.

BERTEMU BANYAK WAJAH BARU ,TOKOH AKADEMIS , DAN TEMAN MEDIA

Grammar 3 mambuat saya bertemu dengan orang-orang baru. Banyak wajah-wajah baru tidak saya kenal mulai hadir dalam pemutaran film independent. Itu berarti sesuai dengan tujuan saya, meski mereka mungkin hanya penasaran menonton Suro dan Boyo tapi itu berarti mereka juga sekaligus melihat karya teman-teman indie lainnya. Setidaknya kini mereka tahu ada komunitas film Independent Surabaya yang mencoba dihidupkan ditengah-tengah kota ini. Mereka yang mau datang di acara pemutaran ini berarti juga membantu kami menghidupkan gairah film independent di Kota ini.
Dalam perkembangannnya saya sempat heran, GRAMMAR SURO BOYO bahkan bisa menjadi judul skripsi, Seorang Mahasiswi dari Universitas Airlangga Sosiologi dan Mahasiswi dari Universitas Indonesia Anthropologi. Saya sangat menunggu karya mereka, ingin sekali saya membaca apa yang mereka amati dari film saya itu. Namun Skripsi ini masih tahap proses penyeleseian dan saya harap mereka bisa tuntas mengerjakannya. Senang sekali bisa membantu mereka lulus kuliah. Karena saya pernah merasakan beratnya menjadi mahasiswa.



Grammar 3 rupanya menarik beberapa tokoh akademik juga, dari beberapa undangan seminar kampus saya sangat berkesan dengan undangan Seminar Internasional dari FISIP Komunikasi Unair. Disini saya merasa canggung, karena pembicara dalam seminar ini bukan sembarangan dan saya merasa terhormat disandingkan mereka. Bagaimana tidak, ini adalah kampus komunikasi, saya berfikir orang-orang dikomunikasi justru lebih hebat pengatahuannya, mereka lebih tahu teori dan prakteknya soal hal-hal seperti ini. Yang lebih membuat saya merasa waw adalah pembicaranya ada yang professor bule yang Australia yang mengamati budaya Indonesia dan peserta dari seminar ini yang rata-rata orang S2 yang sedang menyeleseikan kuliahnya. Dan ternyata dibarisan bangku peserta saya menemukan dosen kuliah saya, teman2 kuliah saya yang sedang menyeleseikan studi S2 di Unair yang salah satunya sebagai syarat menjadi dosen di ITS. Lebih dari itu orang-orang hebat dari berbagai institusi pendidikan di luar kota mengikuti acara tersebut. Saya sangat senang ketika akhir acara mereka begitu antusias mengajak berkenalan dan berbicara dengan saya. Dan rupanya film saya Grammar Suro Boyo sering menjadi tema kajian ditengah kuliah, yah mereka ini para dosennya.
Bukan hanya kalangan akadimis saja, teman-teman dari media tak mau ketinggalan. Saya dengan film saya mulai menjadi bahan berita dimedia mulai dari media Koran hingga TV local Kota Surabaya. Saya pun dengan antusias menyambut mereka, saya pikir media akan membantu saya menyampaikan keingan saya secara tidak langsung kepada masyarakat terutama pemimpin kota ini. Yup setelah perjalanan panjang dan apa yang telah kami lakukan untuk komunitas film ini kami butuh dukungan lebih. Miris rasanya kami sering mengikuti festival diluar kota justru dikota sendiri tidak ada festival atau sarana apresiasi. Saya harap ditahun selanjutnya semua ini bisa menjadi lebih baik.


MENANG FESTIVAL
Tahun ini saya beruntung, 2 kali ikut lomba atau festival film, 2 kali juga saya menang. Meski dua-duanya tidak membuat saya di urutan pertama. Namun hasilnya cukup lumayan untuk pemasukan GATHOTKACA studio.
Lomba animasi Departemen Perindustrian membuka kemenangan di awal tahun. Dalam lomba tersebut saya menempati posisi 3 dalam kategori professional. Lomba inilah yang pertama kali membuat saya naik pesawat gratis berkat film hehe.



Hellofest volume 6 tahun ini menutup kemenangannya saya di akhir tahun 2009. Betapa saya sangat senang, karena 3 kali saya jadi finalis sejak 2005 akhirnya menang juga. Saya sangat menginginkan kemenangan di Hellofest karena saya terinspirasi dengan kemenangan Mas Tosan dan Pak Waw yang telah lebih dulu menang di Hellofest. Saya merasa menjadi wajib menang di ajang ini. Dan Alhamdulillah dari 200 lebih film yang masuk di Hellofest saya masuk 15 finalist. Hellofest semakin tahun semakin berat persaingannya. Jumlah finalis yang dulu 38 kini hanya 15 film. Dan sekarang hanya ada 2 pemenang ditambah Kuldesak award. Namun saya beruntung, Alhamdulillah saya dengan GRAMMAR SURO BOYO 3 menjadi pemenang kedua dengan 396 suara dibawah pemenang pertama dengan perolehan 427 suara. Hellofest memang festival dengan juri penonton. Datang tonton dan pilih begitulah sistemnya.
Dan Hellofest adalah Festival yang pertama kali membuat saya pergi menginjakkan kaki keluar negeri karena hadiah pemenang kedua adalah persembahan dari CAMS yaitu pergi ke Singapura selama 3 hari Januari mendatang. Sekali lagi film saya membuat saya menginjakkan kaki ditempat baru. Dan gratis tentunya.

BERJUALAN LEBIH NIAT DAN TERDAFTAR HAKI
Dengan modal uang hasil menang Lomba Saya dibantu Partner saya Vinka mencoba untuk berjualan lebih serius dari tahun sebelumnya. Kami mulai hunting tempat sablon yang bagus dan penyedia kain dengan kualitas yang lebih bagus. Dan beberapa kali ganti tempat. Kami juga mencoba desain yang baru yang lebih kami perhitungkan baik dari ide desain maupun kualitas gambarnya. Bahkan kami mulai memakai label pada kaos kami. Label GATHOTKACA studio, meski kami harus membeli dalam jumlah yang banyak melebihi dari jumlah kaos yang kami produksi, kami tetap berusaha mewujudkan label dikaos produksi kami. Kami melakukan ini semua agar para pembeli semakin puas. Jadi mereka tidak Cuma membeli brand tapi juga kualitas. Sedikit demi sedikit ami terus berusaha memperbaikinya. Dan Alhamdulillah kami berhasil memproduksi menjual kaos lebih banyak dari tahun lalu melalui system online.

Kami mulai berfikir lebih jauh,Ketakutan tentang penyalahgunaan karakter mulai muncul ketika semakin banyaknya anggota komunitas fans SURO BOYO dan banyak pihak yang mampu membaca peluang bisnis. Atas pertimbangan tersebut diatas mulai tahun 2009 . Saya kemudian menyisihkan uang festival dan keuntungan dari penjualan kaos untuk pembuatan Hak Paten karakter dan konten film Suro Boyo. Pada dasarnya hak paten ini bertujuan untuk mengontrol kemungkinan adanya hal-hal yang tidak dinginkan atas nama karakter Suro Boyo dan Gathotkaca studio.

KERJASAMA ANAK BAND, VOX
Saya tidak pernah menyangka sebuah band indie dengan kapasitas yang cukup kuat dikota ini juga tertarik dengan Suro dan Boyo. VOX band, Band indie dari Surabaya yang memiliki masa sangat banyak mengajak saya bekerjasama untuk sebuah project Video klip salah satu lagu baru dalam album baru mereka. Padahal sebelumnya VOX BOX (nama Penggemar VOX) menjadi patokan saya atau tolak ukur bagi SURO BOYO sendiri. Dulu saya memakai jumlah anggota Group Friendster VOX BOX sebagai tolak ukur untuk melihat kekuatan SURO dan BOYO. Jika GROUP Friendster Jancokers Grammar bisa melebihi jumlah VOX BOX maka saya yakin SURO dan BOYO memang terbukti memiliki komunitas fans yang kuat dan itu juga berarti masyarakat dapat menerima dengan baik. Dan Alhamdulillah jumlah anggota Jancokers GRAMMAR melebihi VOX BOX.
Latar belakang VOX ingin punya Video Klip Suro dan Boyo adalah ingin memiliki identitas sebagai band indie Surabaya mengingat VOX adalah band indie yang sering ke manggung diluar kota Surabaya terutama Jakarta. Personel VOX mengajak saya bertemu. Penawaran kerjasama ini awalnya melalui Joseph Sudiro Bassis VOX dengan mengirim message melalui FB saya, yang berlanjut sms, telpon hingga akhirnya ketemuan . Saya tidak langsung mengiyakan ajakan proyek ini saya perlu mendengarkan lagunya, apakah saya dapat soulnya dan tentu saja apakah lagu itu cocok untuk Suro dan Boyo.
Kami pun akhirnya bertemu di acara pemutaran di psikology UNAIR dan mereka VOX membawakan versi demonya. Setelah memperdengarkannya, ternyata lagunya menarik dan VOX rupanya mempersiapkan lagu itu memang untuk SURO BOYO, mereka bahkan menyediakan intro yang katanya untuk di isi percakapan Suro dan Boyo sebelum masuk lagu.




Lagu VOX ini judulnya “pelan-pelan” dan tanpa sengaja temanya juga kuliner yang menurt saya sangat sesuai dengan tema GRAMMAR SURO BOYO 3, Lagunya easy listening dan saya dengan mudah mendapatkan idenya.
Dengan beberapa kali pertemuan dengan Joseph, Beberapa kali juga Video Klip ini mengalami perubahan, mulai dari awalnya yang tanpa “misuh” seperti video klip murni, Hingga menjadi Sedikit Film dengan tetap misuh. Musiknya pun mengalami perubahan karena awalnya mereka hanya memberi saya demo. Setelah video klip jadi mereka baru menyerahkan versi rekaman yang sudah fix padahal versi demo sedikit berbeda dengan rekaman. Saya pun sedikit mencoba mengakali bagaimana caranya saya tidak banyak membuat revisi hingga akhirnya Video Klip ini selesei. GRAMMAR SURO BOYO 3.5 “MANTAB JAYA POLPOLAN”.
Namun saya masih memiliki kerjasama yang lain dengan VOX, yaitu pemutaran film dan pagelaran music. Saya sangat ingin Video Klip GRAMMAR SURO BOYO 3.5 bisa diputar bersamaan dengan VOX manggung. Sebenernya kami, saya dan Joseph punya rencana itu dan tengah mempersiapkannya. Namun itu juga belum pasti juga mengingat para personil VOX mulai agak susah berkumpul dan menyamakan waktu karena kesibukan masing-masing.


PEMUTARAN FILM ATAS NAMA GATHOTKACA studio

Dalam perkembangannya Gatstu mulai melakukan langkah yang lebih. Jika dahulu dalam setiap launching film baru Gatstu selalu menumpang komunitas yang memang memiliki kapasitas kemampuan untuk membuat suatu event seperti INFIS dan Sinematografi Unair. Maka pada tahun 2009 akhir ini Gatstu mencoba membuat event pemutaran sendiri untuk melaunching karya yang terbaru yaitu Grammar Suro Boyo Mantab Jaya Polpolan (Video Klip VOX)
Tujuan penyelenggaraan atas nama Gatstu antara lain:
a. Upaya pendekatan pada fans dan memperkenalkan diri, bahwa Gatstu adalah lembaga yang aktif dan serius dibidang film independen dan menumbuhkan rasa keterikatan persaudaraaan antara gatstu dan penikmat film karena selama ini masyarakat hanya tau melalui dunia maya bahkan Gatstu melayani pembeli kaos pun melalui metode online shop
b. Pembuktian bahwa Gatstu terus berkembang mulai dari komunitas filmmaker sampai penyelenggara event pemutaran
c. Acara ini bersamaan dengan kondisi bencana gempa bumi di Sumatera Barat. Maka Gatstu dengan massa yang cukup potensial mengkombinasikan acara ini menjadi acara amal untuk membantu korban bencana gempa di Sumatera barat. Dan jumlah dana sumbangan yang terkumpul saat itu adalah Rp. 950.000,- dai tambah dengan 2 kantong tas kresek besar pakaian layak pakai.

Persiapan untuk mewujudkan event ini tidak semulus yang dibayangkan berbagai kendala mulai dari keterbatasan SDM karena anggota Gatstu hanya 2 orang, pencarian lokasi acara yang tentu tidak gratis karena di Surabaya tidak tersedianya ruang seni yang khusus untuk seni dan gratis, pengisi acara, hingga dana yang lagi-lagi harus memakai dana pribadi karena tidak ada sponsor yang dapat dengan mudah mendukung acara ini dengan mengeluarkan dukungan berbentuk uang.

Namun dengan Semangat dan bantuan dari teman-teman terutama Sinematografi Unair sebagai volunteer acara, Kami pun bisa mewujudkan pemutaran ini.


ZAKIAH NURMALA
….
Bila aku berdiri tegak didepan cermin kamarku
Kulihat seraut wajah yang tegar dan kuat hati
Aku bisa mendapatkan dirimu yang kuimpikan
Aku akan membuktikan bahwa aku memang bisa
Aku akan melakukan apa pun untuk dirimu
Aku tak kan membiarkan siapa pun menghalangi ku
Semua mimpiku tentangmu sulit untuk kulupakan
Aku sungguh cinta kamu wahai Zakiah Nurmala
….

Berkali-kali saya mencoba menghindari urusan hati
Karena saya pikir urusan hati bisa menghentikan bahkan menghancurkan dalam sekejap apa yang telah kita raih selama ini
Sampai akhirnya saya sadar urusan hati justru akan menyempurnakan apa yang telah kita raih selama ini. Saya hanya bisa berdoa dan berusaha. BISMILLAH.

2010 COMING SOON
Beberapa ada yang sudah muncul dalam pikiran saya mengenai 2010, bahkan saya sudah memiliki beberapa daftar kegiatan sampai bulan februari. Mulai dari menjadi juri dalam lomba film pendek di PIMIT ITS 2010, Menginjakkan kaki selama 3 hari di Singapura, dan 3 cities Boemboe Program yaitu program memperkenalkan film indie dan menghidupkan komunitas di kota yang memang belum terlalu mengenal film indie. Saya mendapat bagian di Pulau Madura.
Untuk Ide film saya telah memiliki minimal 3 ide film termasuk GRAMMAR SURO BOYO 4. Namun saya belum bisa memastikan apakah saya bisa mewujudkan ketiganya dalam 1 tahun. Saya tidak mau terlalu memaksakan diri, saya akan tetap konsisten dengan 1 tahun 1 film. Meski begitu saya akan berusaha lebih.
Selain 2010 untuk kegiatan Film dan sebagai designer grafis, tentu saja saya akan meluangkan waktu juga untuk Zakiah Nurmala.
Saya harap 2009 adalah awal dari jalan hidup yang hebat, bersemangat dan lebih baik, bukan merupakan klimaks, apalagi akhir.
BISMILLAH dan BERSEMANGAT!!!

2 comments:

Mbak Eskrim said...

alhamdulillah.... 2009 akan terlewati sebentar lagi. Tetap bersemangat untuk 2010. Mimpi kita masih terbentang cak! Ayo dodolaaaaaan! ^^v

cak ikin said...

OKE JEH!